--->Cara pengungkapan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa,
sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal
den seintensif mungkin.
Macam-Macam Gaya Bahasa
A. Gaya
Bahasa Penegasan
1. Alusio : adalah gaya bahasa yang menggunakan peribahasa yang
maksudnya sudah dipahami umum.
Contoh:
- Dalam bergaul hendaknya kau waspada;
- Jangan terpedaya dengan apa yang kelihatan baik di luarnya saja.
- Segala yang berkilau bukanlah berarti emas.
2. Antitesis : adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan paduan
kata-kata yang artinya bertentangan.
Contoh:
Tinggi-rendah harga dirimu bukan
elok tubuhmu yang menentukan, tetapi kelakuanmu.
3. Antiklimaks : adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal
berturut-turut, makin lama makin rendah tingkatannya.
Contoh:
Kakeknya, ayahnya, dia sendiri,
anaknya dan sekarang cucunya tak luput dari penyakit keturunan itu.
4. Klimaks : adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal
berturut-turut, makin lama makin tinggi tingkatannya.
Contoh:
Di dusun-dusun, di desa-desa, di
kota-kota, sampai ke ibu kota, hari proklamasi ini dirayakan dengan meriah.
5.
Antonomasia : adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata tertentu
untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata ini diambil dari sifat-sifat yang
menonjol yang dimiliki oleh orang yang dimaksud.
Contoh:
Si Pelit den Si Centil sedang bercanda di halaman rumah Si Jangkung
6. Asindeton : adalah gaya bahasa penegasan yang menyebutkan beberapa
hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Buku tulis, buku bacaan, majalah,
koran, surat-surat kantor semua dapat anda beli di toko itu.
7. Polisindeton : (kebalikan asindeton) gaya bahasa yang menyebutkan
beberapa hat berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh:
Buku tulis, majalah, dan surat-surat
kantor dapat dibeli di toko itu.
8. Elipsis : adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips
(kalimat tak lengkap), yakni kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan
karena dianggap sudah diketahui oleh lawan bicara.
Contoh:
- "Kalau belum jelas, akan saya
jelaskan lagi."
- "Saya khawatir, jangan-jangan dia ...."
9. Eufemisme : adalah gaya bahasa atau ungkapan
pelembut yang digunakan untuk tuntutan tatakrama atau menghindari kata-kata
pantang (pamali, tabu), atau kata-kata yang kasar dan kurang sopan.
Contoh:
- Putra Bapak tidak dapat naik kelas
karena kurang mampu mengikuti pelajaran.
- Pegawai yang terbukti melakukan
korupsi akan dinonaktifkan
10.Hiperbola : adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan sesuatu hal dengan
melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya.
Contoh:
- Suaranya mengguntur membelah
angkasa.
- Air matanya mengalir menganak
sungai.
11.Interupsi : adalah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan kata-kata atau frase yang
disisipkan di tengah-tengah kalimat.
Contoh:
Saya, kalau bukan karena terpaksa, tak mau bertemu dengan dia lagi.
12.Inversi : adalah gaya bahasa dengan menggunakan kalimat inversi, yakni kalimat yang
predikatnya mendahului subjek. Hal ini sengaja dibuat untuk memberikan
ketegasan pada predikatnya.
Contoh:
Pergilah ia meninggalkan kampung
halamannya untuk mencari harapan baru di kota.
13.Koreksio : adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi (menggantikan
kata yang dianggap salah).
Contoh: Setelah acara ini selesai,
silakan Saudara-Saudara pulang, eh
maaf silakan Saudara-Saudara mencicipi hidangan yang telah tersedia.
14.Metonimia : adalah gaya bahasa yang
mempergunakan sebuah kata atau sebuah nama yang berhubungan dengan suatu benda
untuk menyebut benda yang dimaksud. Misal, penyebutan yang didasarkan pada
merek dagang, nama pabrik, nama penemu, dun lain sebagainya.
Contoh:
- Ayah pergi ke Bandung
mengendarai Kijang.
- Udin mengisap Gentong, Husni mengisap Gudang
Garam.
15.Paralelisme : adalah gaya bahasa pengulangan
seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di bagian awal dinamakan anafora, sedang di bagian akhir
disebut epifora.
Contoh Anafora :
- Sunyi itu duka
- Sunyi itu kudus
- Sunyi itu lupa
- Sunyi itu lampus
Contoh Epifora :
- Rinduku hanya untukmu
- Cintaku hanya untukmu
- Harapanku hanya untukmu
16.Pleonasmse : adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya
tidak perlu karena artinya sudah terkandung dalam kata sebelumnya.
Contoh:
- Benar! Saya melihat dengan mata
kepala saya sendiri, bahwa Tono berkelahi di tempat itu.
- Dia maju dua langkah ke depan.
17.Parafrase : adalah gaya bahasa penguraian dengan menggunakan ungkapan atau frase yang
lebih panjang daripada kata semula. Misal, pagi-pagi digantikan ketika sang
surya merekah di ufuk timur; materialistis diganti dengan gila
harta benda.
Contoh:
"Pagi-pagi Ali pergi ke
sawah." dijadikan "Ketika mentari membuka lembaran hari, anak sulung Pak
Sastra itu melangkahkan kakinya ke sawah."
18.Repetisi : adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang sebuah kata
berturut-turut dalam suatu wacana. Gaya bahasa jenis ini sering dipakai dalam
pidato atau karangan berbentuk prosa.
Contoh:
- Harapan kita memang demikian, dan
demikian pula harapan setiap pejuang.
- Sekali merdeka, tetap merdeka!
19.Retoris : adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kalimat tanya, tetapi sebenarnya
tidak bertanya.
Contoh:
Bukankah kebersihan adalah pangkal
kesehatan?
Inikah yang kau namakan kerja?
20.Sinekdoke : gaya bahasa ini terbagi menjadi dua yaitu :
(a) Pars pro toto (sebagian
untuk keseluruhan) dan
(b) Totem pro parte (keseluruhan
untuk sebagian).
Pars pro Toto adalah gaya babasa yang menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh:
Setiap kepala diwajibkan membayar
iuran Rp1.000,00.
Sudah lama ditunggu-tunggu, belum
tampak juga batang hidungnya.
Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.
Contoh:
Cina mengalahkan Indonesia dalam
babak final perebutan Piala Thomas.
21.Tautologi : adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sama artinya
dalam satu kalimat.
Contoh:
- Engkau harus dan wajib mematuhi
semua peraturan.
- Harapan dan cita-citanya terlalu
muluk.
B. Gaya Bahasa Perbandingan
1. Alegori : ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua
buah keutuhan berdasarkan persamaannya secara menyeluruh.
Contoh:
Kami semua berdoa, semoga dalam
mengarungi samudra kehidupan ini, kamu berdua akan sanggup menghadapi badai dan
gelombang.
2. Litotes : adalah gaya bahasa perbandingan
yang menyatakan sesuatu dengan memperendah derajat keadaan sebenarnya, atau
yang menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari yang dimaksud untuk
merendahkan diri.
Contoh:
- Dari mana orang seperti saya ini
mendapat uang untuk membeli barang semahal itu.
- Silakan, jika kebetulan lewat,
Saudara mampir ke pondok saya.
3. Metafora : adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua
hal yang berbeda berdasarkan persamaannya.
Contoh:
- Gelombang demonstrasi melanda pemerintah orde lama.
- Semangat juangnya berkobar, tak gentar
menghadapi musuh.
4. Personifikasi atau penginsanan : adalah gaya babasa perbandingan. Benda-benda mati atau
benda-benda hidup selain manusia dibandingkan dengan manusia, dianggap berwatak
dan berperilaku seperti manusia.
Contoh:
- Bunyi lonceng memanggil-manggil siswa untuk
segera masuk kelas.
- Nyiur melambai-lambai di tepi pantai
5. Simile : adalah gaya bahasa perbandingan yang mempergunakan
kata-kata pembanding (seperti, laksana, bagaikan, penaka, ibarat, dan lain
sebagainya) dengan demikian pernyataan menjadi lebih jelas.
Contoh:
- Hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa garam.
- Wajahnya seperti rembulan.
6. Simbolik : adalah gaya, bahasa kiasan,
mempergunakan lambang-lambang atau simbol-simbol untuk menyatakan sesuatu.
Misal, bunglon lambang manusia yang tidak jelas pendiriannya; lintah darat lambang manusia pemeras; kamboja lambang kematian.
Contoh:
Janganlah kau menjadi bunglon!
7. Tropen : adalah gaya bahasa yang mempergunakan
kata-kata yang maknanya sejajar dengan pengertian yang dimaksudkan.
Contoh:
- Seharian ia berkubur di dalam kamarnya.
- Bapak Presiden terbang ke Denpasar
tadi pagi.
C. Gaya
Bahasa Pertentangan
1. Anakronisme : adalah gaya bahasa yang mengandung
uraian atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu.
Misalnya menyebutkan sesuatu yang belum ada pada suatu zaman.
Contoh:
Mahapatih Gadjah Mada menggempur pertahanan Sriwijaya
dengan peluru kendali jarak menengah.
2. Kontradiksio in terminis : adalah gaya bahasa yang
mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan terlebih dahulu diingkari
oleh pernyataan yang kemudian.
Contoh:
Suasana sepi, tak ada seorang pun yang berbicara, hanya
jam dinding yang terus kedengaran berdetak-detik.
3. Okupasi : adalah gaya bahasa pertentangan
yang mengandung bantahan dan penjelasan.
Contoh:
-Sebelumnya dia
sangat baik, tetapi sekarang menjadi berandal karena tidak ada perhatian dari
orang tuanya.
-Ali sebenarnya bukan
anak yang cerdas, namun karena kerajinannya melebihi kawan sekolahnya, dia
mendapat nilai paling tinggi.
4. Paradoks : adalah gaya bahasa yang
mengandung dua pernyataan yang bertentangan, yang membentuk satu kalimat.
Contoh:
- Dengan kelemahannya, wanita mampu
menundukkan pria.
- Tikus mati kelaparan di lumbung padi
yang penuh berisi.
D. Gaya Bahasa Sindiran
1. Inuendo : adalah gaya bahasa sindiran yang mempergunakan pernyataan
yang mengecilkan kenyataan sebenarnya.
Contoh:
la menjadi kaya raya lantaran mau
sedikit korupsi.
2. Ironi : adalah gaya bahasa sindiran paling halus yang menggunakan
kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan maksud pembicara.
Contoh:
Eh, manis benar teh ini. (maksudnya: pahit).
3. Sarkasme : adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata
yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah.
Contoh:
- Jangan coba-coba mengganggu adikku
lagi, Monyet!
- Dasar goblok, sudah berkali-kali
diberi tahu, tetap saja tidak mengerti!
4. Sinisme : adalah semacam ironi, tetapi agak lebih kasar.
Contoh :
Hai, harum benar baumu. Tolong agak
menyisih sedikit!
E. Gaya Bahasa
Perulangan
1. Aliterasi : adalah gaya bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang
permulaannya sama bunyinya.
Contoh:
Keras kepala, keras
hati, sekaligus keras adat.
2. Anafora : gaya bahasa yang berwujud perulangan kata pertama dari kalimat pertama
menjadi kata pertama dalam kalimat selanjutnya.
Contoh:
Hak asasi manusia merupakan hak mutlak
yang wajib kita junjung tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Hak asasi manusia itulah yang sekarang
menjadi topik utama dunia internasional.
sumber : http://tunggara.wordpress.com/2012/02/23/kumpulan-materi-bahasa-indonesia/
sumber : http://tunggara.wordpress.com/2012/02/23/kumpulan-materi-bahasa-indonesia/
0 komentar:
Posting Komentar