Senin, 23 April 2012

Cara Melatih Otak untuk Mempertajam Daya Ingatan

     Apakah Anda sering lupa saat mencari suatu benda? Misalnya Anda sering lupa meletakkan di mana kunci Anda? Atau lupa hal penting yang harus dilakukan? Lupa password? Nilai ulangan anak Anda buruk karena kesulitan menghafal? Hal ini banyak dialami oleh kita. Akibatnya, semakin banyak waktu dan energi yang dibutuhkan untuk mencari barang, mendapat omelan dari orang lain, atau mendapat hasil yang buruk akibat sifat pelupa tersebut.
     Daya ingat otak memang akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Semakin tua umur seseorang biasanya mereka akan semakin pelupa. Tetapi, ini dapat juga menimpa di usia muda. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara melatih otak.

Sekilas tentang Fungsi Otak

    Dalam proses mengingat, otak memainkan peranan besar. Otak dapat terbagi atas otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Sedangkan otak kanan kita diguakan untuk kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory).
     Ingatan akan lebih bertahan lama jika dalam mengingat menggunakan otak kanan. Untuk dapat mengingat dengan baik, perlu melatih otak agar berfungsi dengan optimal. Sayangnya, lebih banyak orang yang menggunakan otak kiri dalam proses mengingat. Otak kiri kebanyakan orang lebih berkembang tanpa diimbangi perkembangan otak kanan. Karena otak kiri merupakan ingatan jangka pendek, maka informasi yang disimpan di otak kiri akan lebih mudah terlupakan.
    Oleh karena itu, jika ingin menyimpan dalam otak kanan, informasi harus diubah menjadi cerita atau gambar. Karena otak kanan tidak mengenal tulisan atau angka. Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan otak kanan. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan.

Total Story Technique (TST)

     Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu, permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri (merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo) sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos tomat yang lembut seperti tisu.
    Cerita tersebut benar-benar divisualisasikan dan dibayangkan. Kembangkan imajinasi Anda dengan menambahkan warna, bunyi, benda-benda pendukung dan gerak pada cerita tersebut. Misalnya, bayangkan tempat mandi berwarna pink tempat Dewi Sri mandi susu, bayangkan si Mbok yang sudah tua dan memakai kebaya abu-abu sedang mengepel halaman, dengarkan suara kunyahan permen karet di mulutnya, dan bayangkan Anda mencicipi telur yang rasanya seperti kecap, bayangkan bentuk telur yang bertabur keju dan saos tomat, dan bayangkan Anda bisa memegang telur tersebut dan merasakan kelembutannya yang seperti tisu.
     Jadikan bayangan tersebut nyata di hadapan Anda. Dengan contoh cerita ini, kita telah melatih otak kanan yang berfungsi dalam kreativitas dan imajinasi. Kreativitas tercipta saat kita membuat suatu cerita singkat dan imajinasi turut berperan saat kita memvisualisasikan cerita tersebut.

Total Word Technique (TWT)

    Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai. Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.
     Misalnya, ketika harus menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah menjadi kalimat “Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad”.
     Kalimat tersebut menggunakan beberapa huruf depan atau suku kata pertama dari urutan planet yang ingin diingat. Mengendarai untuk mengingat Merkurius, Vespa untuk Venus, Bukan untuk Bumi, Mainan untuk Mars, Judi untuk Jupiter, Sahabat untuk Saturnus, Urip untuk Uranus, Nekad untuk Neptunus. Dengan membayangkan tokoh-tokoh dan yang sedang dilakukan, Anda dapat lebih mengingatnya.

Total Number Technique (TNT)

     Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan. Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
     Tetapi, tidak semua kombinasi angka merupakan angka yang sudah dikenal seperti diatas. Untuk itu, Anda dapat membuat cerita sendiri dengan mengubahnya menjadi kode yang dapat diterima oleh otak kanan yaitu dalam kode bentuk atau bunyi. Anda dapat mengubah angka menjadi kode bentuk atau bunyi seperti berikut:
    Kode bentuk dan kode bunyi juga dapat diciptakan sendiri sesuai kreativitas Anda. Sekarang misalnya Anda harus mengingat password 284670, dapat diubah menjadi kalimat:

Mengingat dengan Kode Bentuk

     Bebek (2) berkacamata (8) naik perahu layar (4) dengan tangan kanan memegang cerutu (6) dan tangan kiri memegang cangkul (7) asyik bermain bola (0). Mengingat dengan Kode Bunyi Kakek tua (2) membeli papan (8) dan ketupat (4) dari orang yang sedang menanam (6) baju (7) gosong (0).
     Metode mengingat yang dijelaskan diatas hanya beberapa contoh teknik mengingat yang dapat digunakan, karena masih ada metode-metode lainnya. Metode mengingat tersebut akan membuat Anda dipacu untuk terus kreatif dalam menciptakan cerita singkat, membayangkan dan mengimajinasikannya.
     Imajinasi Anda akan semakin terasah saat Anda menambahkan warna-warna pada bayangan cerita Anda, menambahkan gerak, aroma atau hal lainnya sehingga imajinasi Anda semakin menarik. Jika bisa, buatlah menjadi cerita yang lucu atau cerita yang tidak masuk akal. Ini akan membantu informasi lebih teringat.
     Anda juga dapat mencoba untuk mengajarkannya kepada anak-anak. Dengan demikian, menghafal dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mereka. Ini juga akan menjadi latihan yang baik untuk otak kanan yang bisa memacu kreativitas dan mengoptimalkan otak anak.
    Jika Anda sudah mencoba mengingat dengan metode-metode tersebut, menyimpan informasi di otak kanan Anda, informasi tidak akan cepat terlupa dan membantu mengoptimalkan otak dan membantu daya ingat Anda. Selamat mencoba!

Sumber : pakarbisnisonline.blogspot.com
            http://apasajalah.wordpress.com

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN : BUKTI EMPIRIS TEORI RUMAH TANGGA PERTANIAN

Nama Kelompok          :   ADITYA NURAHMAN (10110202)
                                     :   HERUL FITMAN H (13110293)
                                     :   PANDU ENDAR H (15110300)

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN : BUKTI EMPIRIS TEORI RUMAH TANGGA PERTANIAN

Oleh : M. Husein Sawit


EKONOMI DAN KEUANGAN INDONESIA
Volume XLII Nomor 1, 1994







UNIVERSITAS GUNADARMA
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI 2012






PENDAHULUAN
            
     Sejak lama pemerintah berusaha untuk meningkatkan pendapatan penduduk pedesaan melalui peningkatan produksi pertanian. Sejumlah infrastruktur dibangun di desa terutama irigasi dan prasarana penyuluhan termasuk juga pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan.
     Selama ini, subsidi input seperti pupuk, tingkat upah, luas tanah pertanian dan capital, hampir tidak pernah dikaitkan berpengaruh langsung pada konsumsi rumah tangga pedesaan. Suatu yang keliru bila seseorang menganggap rumah tangga tani sebagai unit konsumsi murni atau sebagai produksi murni. Rumah tangga tani menghasilkan produksi terutama pangan, sebagian dari produksinya dikonsumsikan, sisanya dijual ke pasar. Demikian juga, tenaga kerja yang digunakan di usahatani. Oleh karena itu, rumah tangga tani lebih tepat dikatakan sebagai campuran antara produsen dan konsumen.
    Tujuan umum makalah ini adalah untuk membangun model permintaan yang lebih realitis untuk rumah tangga pedesaan. Sedangkan tujuan spesifiknya: menganalisa perbedaan parameter permintaan rumah tangga yang diestimasi dengan Model Permintaan Konvensional (MPK) dibandingkan dengan Model Permintaan Rumah tangga pertanian (MPR), melihat pengaruh kenaikan upah, pengurangan/penghapusan subsidi pupuk, dan luas usahatani terhadap konsumsi tangga.

DATA
    
    Data yang digunakan dalam studi ini berasal dari hasil penelitian Studi Dinamika Pedesaan, Survey Agro Ekonomi di DAS Cimanuk, Jawa Barat tahun 1983-1984, yang kemudian semua data tersebut dialihkan pengelolanya ke Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian (P/SE). Walaupun data ini relative lama, tapi tetap punya relevansi dengan masalah masa kini. Sejumlah 241 rumah tangga dipilih untuk studi studi ini, mereka umumnya pemilik dan penggarap, dan sebagian kecil dari mereka adalah penyewa.
     Umumnya mereka menghasilkan padi, ubi kayu, jagung, ubirambat dan kedele, dan jarang sekali sebagai penghasil satu jenis produk pertanian. Padi merupakan tanaman utama ditanam oleh hampir semua rumah tangga. Tanaman pangan nonpadi tersebut ditanam tidak merata di antara petani, sehingga tanaman tersebut digabungkan menjadi palawija agar jumlah sampel rumah tangga tidak berkurang. Oleh karena itu, dua komuditas pangan yang dianalisa yaitu padi dan palawija.
     Dalam penelitian ini, dianalisa tiga input variable terpenting yaitu tenaga kerja pria, wanita dan pupuk, karena proporsi masing-masing input tersebut terhadap biaya total lebih dari 10%, sedangkan input lainnya seperti bibit dan pertisida diabaikan, karena proporsinya terhadap ongkos total masing-masing input tersebut kurang dari 5%. Pemisahan tenaga kerja pria dan wanita adalah penting karena adanya perbedaan tugas dalam rumah tangga, kegiatan di usaha tani dan juga berbedanya kesempatan kerja terutama di luar pertanian.
    Rumah tangga pedesaan juga terlibat dalam berbagai kegiatan nonpertanian seperti pedagang keliling, warung, buruh, penarik becak, atau penjual jasa lainnya, dan industri rumah tang. Kegiatan nonpertanian ini digolongkan ke dalam tiga kategori besar, yaitu: pedagang, buruh industri, dan buruh pelayanan/jasa. Khusus untuk kegiatan perdagangan, upah (proksi dari upah) dihitung berdasarkan pendapatan atas tenaga keluarga. Kegiatan industry rumah tangga tidak dimasukkan dalam studi ini, karena joint profit sehingga tidak dapat ditaksir pendapatan untuk bagian tenaga kerja pria atau wanita. Oleh karena itu, tingkat upah nonpertanian ditaksir sebagai upah rata-rata tertimbang dari kegiatan perdaganga, buruh industri, dan buruh pelayanan/jasa.

MODEL PERMINTAAN PANGAN
     
     Penelitian terakhir memperlihatkan bahwa bekerjanya pasar tenaga kerja yang kompetitif di banyak tempat di Jawa. Kalau dianggap persoalan resiko tidak penting, dan diasumsikan juga tingkat harga atau tingkat upah sama pada waktu membeli dan menjualnya, maka model rumah tangga pertanian (MRP) bias diperlakukan recursive. Artinya konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh produksi pertanian, akan tetapi produksi bebas dari pengaruh konsumsi. Pendekatan recursive ini lebih sederhana dalam kita membangun model dan menguji berbagai hipotesa tentang perilaku rumah tangga.
    Selanjutnya dirumuskan fungsi produksi yang menampung dua output (padi dan palawija), tiga input variable (tenaga kerja pria, wanita, dan pupuk) dan dua input tetap (luas tanah garapan dan capital tetap). Fungsi produksi implisit ditulis sebagai berikut :
              
             H (Q1, Q2, Lm, Lf, K1, K2) = 0                                (1)


Di mana,
Q1 dan Q2 masing-masing tingkat produksi padi dan palawija;
Lm dan Lf sebagai total tenaga kerja (dalam dan luar keluarga), masing-masing untuk pria dan wanita. Tenaga kerja dalam dan luar keluarga dianggap dapat disubstitusikan secara sempurna, tapi tidak demikian halnya antara tenaga pria dan wanita;
F adalah pupuk kimia (total urea dan TSP); dan
K1 dan K2 adalah input tetap masing-masing luas tanah garapan dan capital tetap.
     Rumah tangga diasumsikan memaksimumkan daya guna dengan kendala produksi pertanian, waktu dan pendapatan. Daya guna tersebut dapat diperoleh dari konsumsi barang pertanian, waktu dan pendapatan. Daya guna tersebut dapat diperoleh dari konsumsi barang pertanian yang dihasilkan rumah tangga, barang yang dibeli dari pasar, dan waktu senggang. Oleh karena itu, fungsi daya guna rumah tangga dirumuskan sebagai berikut :


                         U = U (Rm, Rf, C1, C2, M)                                     (2)


Di mana,
Rm dan Rf adalah konsumsi waktu tidak bekerja, masing-masing untuk pria dan wanita dewasa. Waktu tidak bekerja ini ditaksir dari sisa waktu total setelah dikurangi waktu yang dipakai untuk bekerja.
C1 dan C2 adalah konsumsi padi dan palawija; dan M adalah konsumsi barang pasar.
     Fungsi daya guna rumah tangga diasumsikan kontinyu dan dapat diturunkan dua kali dan memenuhi syarat pertama dan kedua; dan utilitas marginal positif untuk semua barang.
      Rumah tangga menghadapi kendala waktu, masing-masing buat pria dan wanita dewasa sebagai berikut :
                            
                         Dm = Nm + NNm + Rm                                             (3a)
                         Df = Nf + NNf + R                                               (3b)           
Di mana,
Dm dan Df adalah waktu yang tersedia yang dapat dipakai untuk bekerja dan tidak bekerja, masing-masing untuk pria dan wanita;
Nm dan Mf adalah waktu yang digunakan usaha tani sendiri, masing-masing untuk pria dan wanita;
NNm dan NNf adalah waktu yang digunakan di kegiatan nonpertanian masing-masing untuk pria dan wanita
Rm dan Rf adalah waktu tidak bekerja.
      Rumah tangga mengkonsumsikan sebagian padi dan palawija yang dihasilkannya. Padi dan palawija dpat dijual atau dibeli, pendapatan dari upah pertanian dan nonpertanian, pendapatan bersih dari nontenaga kerja. Pendapatan tersebut dirumuskan sebagai berikut :










Di mana,
qM adalah nilai barang pasar (M sebagai agregat kwantitas barang dan q adalah harganya. P1 dan P2 adalah harga masing-masing untuk padi dan palawija; Ww adalah harga pupuk; Wm dan Wadalah tingkat upah di tanaman pangan, WNm dan WNf adalah tingkat upah nonpertanian; E adalah pendapatan bersih dari nontenaga kerja.
     Apabila kendala waktu (persamaan 3) disubstitusikan ke dalam persamaan pendapatan (4) dan selanjutnya persamaan 4 dapat ditulis sebagai berikut : 



                               


     Selanjutnya fungsi daya guna rumah tangga (persamaan 2) dimaksimumkan dengan dua kendala yang telah diselesaikan yaitu produksi pertanian (persamaan 1) dan pendapatan (persamaan 5), sehingga fungsi Lagrangian dapat dirumuskan sebagai berikut :


   



     Analisis statis komparatif dipakai untuk mengevaluasi perubahan suatu variable independen (sedangkan variable lainnya dianggap tetap) pengaruhnya terhadap variable dependen.


IV. MODEL EKONOMETRI
      
     Model ekonometri telah disinggung di depan, pendekatan recursive digunakan dalam penelitian ini. Dengan pendekatan recursive memungkinkan kita mengestimasi produksi terpisah dengan konsumsi.        
     
A.   Perilaku Rumah Tangga dalam Produksi


Dalam kasus fungsi produksi yang mencakup banyak output dan banyak input (multi output and multi-input) diduga dengan menggunakan fungsi yang fleksibel. Salah satu bentuk fungsi tersebut adalah fungi keuntugan translog. Dari fungsi keuntungan translog dapat diturunkan fungsi fungsi permintaan input (input demand) dan penawaran output (output supply). Model ekonometri persamaan pangsa untuk kasus dua input dan tiga input dituliskan sebagai berikut :

     











     Metode Iterative Seemingly Unrelated Regression (ITSUR) digunakan untuk menaksir parameter persamaan – persamaan 10a s/d 10c. Metode ini dapat menghasilkan parameter yang lebih stabil, karena metode ini hampir sama dengan metide the maximum likelihood (ML).
     Dalam teori ekonomi diperlukan persyaratan symmetry dan homogeneity yang harus dipenuhi pada persamaan – persamaan pangsa tersebut. Bukti berlaku tidaknya persyaratan symmetry tersebut, maka perlu diuji terlebih dahulu dengan uji F (F-Test).
     Estimasi persamaan pangsa input dan output memberlakukan persyaratan symmetry dan homogenity. Nilai koefisien yang diperoleh dari estimasi persamaan pangsa tersebut secara langsung tidak mempunyai pengertian ekonominya, tapi digunakan untuk menentukan besaran angka elastisitas permintaan input dan penawaran output. Nilai elastisitas tersebut dihitung pada nilai rata – rata dari variable dependen dan rumus yang dipakai seperti yang diperlihatkan oleh Fulginity dan Perrin (1990).
     Dari pembicaraan diatas dapat disimpulkan bahwa model ekonometri tersebut memenuhi syarat – syarat monotonicity dan convexity, sedangkan persyaratan homogenity dan symmetry diberlakukan (impose) dala model.

      B.   Perilaku Rumah Tangga dalam Konsumsi


Fungsi permintaan tradisional diturunkan berdasarkan pendekatan daya guna langsung (direct utility atau pendekatan primal). Peneliti empiris menunjukan bahwa model linear approximation (LA) AIDS amat dekat hasilnya dengan model AIDS.
Model LA/AIDS dipakai dalam penelitian ini  untuk mengestimasi lima komoditas dan sejumlah karakteristik rumah tangga. Sama seperti dalam mengestimasi persamaan sistem permintaan input dan penawaran output, dalam mengestimasi LA/AIDS digunakan juga metode ITSUR dengan pangsa barang pasar dikeluarkan dari estimasi ekonometri.
Dalam model permintaan konvesional, pendapatan rumah tangga dianggap tetap, berbeda dengan rumah tangga pertanian yang memperlakukan pendapatan rumah tangga berubah, karena pengaruh keuntungan yang diperoleh dari produksi pertanian. Secara umum ditemukan perbedaan hasil di antara kedua model tersebut terutama berubahnya tujuh buah tanda elastisitas permintaan yaitu positif pada MPK menjadi negative di MPR atau sebaliknya.
Elastisitas permintaan padi terhadap harga kurang elastis dalam MPR disbanding dengan MPK (-0.55 lawan -0.74). Efek positif terhadap keuntungan, hanya mampu menutupi sebagian dari efek negatif dari subtitusi dan pendapatan. Adulavidhaya dkk (1984) melakukan penelitian dengan model di Thailand juga menemukan pola yang mirip yaitu elastisitas MPR (-0.37) yaitu lebih rendah (secara absolut) disbanding dengan MPK (-0.82).
Berbeda dengan padi, elastisitas permintaan palawija terhadap harga diri lebih tinggi di MPR disbanding dengan di MPK. Ini menunjukan bahwa besarnya efek keuntungan yg negative dari palawija telah menambah efek subtitusi dan pendapatan.
Elastisitas permintaan akan padi dan barang pasar terhadap upah pria dalam MPR adalah sama yaitu -0.04. Sedangkan elastisitas kedua komoditas tersebut terhadpa upah wanita masing masing -0.32 dan -0.40 dalam MPR.
Elastisitas permintaan palawija terhadap upah pria adalah negatif (-0.48) dan positif untuk upah wanita (1.01).
Dalam MPR memperlihatkan bahwa pekerja dalam rumah tangga berpengaruh positif terhadap konsumsinya. Elastisitas permintaan padi dan barang pasar terhadap jumlah pekerja, terutama pekerja pria yaitu 0.42 dan 0.22.
Elastisitas dalam permintaan padi, palawija dan barang pasar terhadap luas tanah garapan semuanya positif yaitu masing – masing 0.21;0.14 an 0.21. Walau inelastis meningkatnya luas garapan berpengaruh positif terhadap konsumsi rumah tangga.

VI. Ringkasan dan Kesimpulan


Model rumah tangga pertanian menunjukan bahwa factor produksi tetap dan harga input dapat berpengaruh langsung terhadap konsumsi rumah tangga. Pendekatan MPR lebih logis karena model yg dibangun lebih mirip dengan kenyataan yang di hadapi rumah tangga pedesaan yaitu mereka sebagai kombinasi antara prosusen dan konsumen pangan.
Penemuan dalam studi ini membuktikan bahwa pentingnnya memasukan komponen keuntungan dari produksi pertanian khususnya pangan kalau seseorang ingin mempelajari atau mengestimasi permintaan tidak kurang dari 50%. Model yang di kembangkan ini memerlukan data yang banyak dan biaya komputasinya yang lebih tinggi. Model ini (tentunya dengan berbagai modifikasi) dapat diterapkan di pedesaan luar jawa yang pada saat sekarang semakin banyak penelitian tingkat rumah tangga.


Tabel A1
Rumus Elastisitas Permintaan Komoditas Terhadap Variabel Exogenous dan
Karakteristik Rumah Tangga
Variabel Independen
Padi (C1)
Palawija (C2)
Barang Pasar (M)
Harga:
Harga Padi (P1)
(∂ ln C1 / ∂ ln P1)
-(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(P1 C1/Y*)
+(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(∂ ln π/ ∂ ln P1)(π/Y*)
(∂ ln C2 / ∂ ln P1)
-(∂ ln C2 / ∂ ln Y*)
(P1 C1/Y*)
+(∂ ln C2 / ∂ ln Y*)
(∂ ln π/ ∂ ln P1)(π/Y*)
(∂ ln M / ∂ ln P1)
-(∂ ln M / ∂ ln Y*)
(P1 C1/Y*)
+(∂ ln M / ∂ ln Y*)
(∂ ln π/ ∂ ln P1)(π/Y*)
Harga Palawija (P2)
(∂ ln C1 / ∂ ln P2)
-(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(P2 C1/Y*)
+(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(∂ ln π/ ∂ ln P1)(π/Y*)
(∂ ln C2 / ∂ ln P2)-(∂ ln C2/∂ ln Y*)(P2 C2/Y*)
+(∂ ln C2/∂ ln Y*)(∂ ln π/ ∂ ln P2)(π/Y*)
(∂ ln M / ∂ ln P2)
-(∂ ln M / ∂ ln Y*)
(P2 C2/Y*)
+(∂ ln M / ∂ ln Y*)
(∂ ln π/ ∂ ln P2)(π/Y*)
Harga Barang Pasar (q)
(∂ ln C1 / ∂ ln q)
-(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(qM/Y*)
(∂ ln C2 / ∂ ln q)
-(∂ ln C2 / ∂ ln Y*)
(qM/Y*)
(∂ ln M / ∂ ln q)
-(∂lnM/∂ ln Y*)(π/Y*)
Harga pupuk (Ww)
(∂ ln C1 / ∂ ln Y*)
(∂ln π/∂ln Ww)(π/Y*)
(∂ ln C2 / ∂ ln Y*)
(∂ln π/∂ln Ww)(π/Y*)
(∂ ln M / ∂ ln Y*)
(∂ln π/∂ln Ww)(π/Y*)


Tabel A2
Elastisitas Penawaran Output. Permintaan Input dan Keuntungan



Catatan:
*Elastisitas dihitung berdasarkan rumus yang di pakai oleh Fulginiti dan Perrin (1990) dan nilai di hitung pada tingkat harga rat-rata sampel.
**Dalam kurung adalah nilai 1 yang di hitung berdasarkan variance (cara hitungnya lihat Gujarati 1998: 634-635) dari rumus elastisitas



V. TINJAUAN PUSTAKA