Kamis, 30 Mei 2013

Pengertian Puisi


Pengertian dari puisi ialah sebuah bagian dari karya sastra. Puisi terbangun dari unsur makna yang tertuang dalam kata-kata. Selain itu, puisi meupakan sebuah jelmaan rasa penciptannya, ungkkapan dari hati baik itu sedih, marah, benci, gembira, simpatik, dan lain sebagainya. Apabila kita melihat lebih jauh,dalam masa perkembangannya kini, puisi memilikibanyak ragamnya, yaitu contohnya seperti puisi baru, puisi tipografi, hingga pusisi-puisi rupa.

Menurut Rahmat Joko Prabodo, Pengertian Puisi adalah sebuah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama. Didalam pengertian puisi yang diungkapkan Prambodo di atas berarti puisi menjadi jembatan antara rasa yang dimiliki penulis dengan dunia luar melalui kata-kata.

Yang lebih sederhana lagi, Pengertian Puisi menurut Shelly  yaitu rekaman detik-detik yang paling indah dalam hiidup kita. Sedangkan pengertian puisi menurut Auden ialah bahwa itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-campur.

Berdasarkan pengertian puisi dari beberapa tokoh diatas dan ditambah dengan yang Samuel Taylor Coleridge kemukakan bahwa puisi itu adalah kata-kkata terindah dalam susunan yang indah, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa puisi ialah segala bentuk penuangan ide / gagasan yang didasari perasaan penulis puisi melalui kata-kata indah dengan susunan yang indah, yang tertuang secara bebas dan gambling, berdasarkan dari sebuah pengalaman, penghayatan, cara pandang dan segala bentuk diluar unsur intrinsic puisi itu sendiri.
Diluar  konsep pemikiran terikat tentang pengertian-pengertian tersebut, puisi sebenarnya bias diartikan sebebasnya, ternyata saat ini puisi sering sekali digunakan sebagai kado hadiah. Puisi dengan kata-kata indah seringkali digunakan oleh kaum remaja untuk merayu lawan jenisya sehinngga orang yang diberi puisi merasa tersanjung dan lebih diperhatikan.

Di dalam puisi juga sering kali terdapat kata-kata mutiara, kata-kata bijak, bahkan kata-kata cintta yang sebenarnya terbentuk secara tidak ada unsur kesengajaan,hamper dari seluruh ketidak sengajaan tersebut dikarenakan penuangan ide seorang penulis, ia masuk dalam wilayah ego individualistis, dimana penulis atau penyair akan menulis, menulis, dan menulis tampa melihat apa yang ia tulis, dalam tulisannya ia akan menuangkan seluruh segala bentuuk perasaan dan pandangannya secara merta yang tentunnya berdasarkan proses pengedapan yang dalam, lama, dan membumi, penuuangan secara langsung ttampa berpikir apakah tulisannya menjadi bagus dah disukai oleh banyak orang atau sebaliknya.

Terlepas puisi itu memiliki kata-kata muiara, kata-kata bijak, ataupun kata-kata cinta, pada akhirnya kita akan kembalikan lagi puisi pada asalnya, yaitu puisi sebagai ungkapan jiwa atau perasaan. Kerena penulis yang sengaja mencari-cari kata-kata mutiara, kata-kata bijak atau kata-kata cinta itu menjadi hambur dan sia-sia karena tidak memiliki makna yang mumpuni.

Puisi pada dasarnya yaitu perwakilan dari perasaan penulis yang jujurdan tertuanag dalam kata-kata yan sangat penuh akan keindahan, dan lagi keindahan itu tidak dapat dipaksakan, melainkan lahir dari hati.

Dari banyaknya Pengertian Puisi yang telah penulis sampaikan di atas, pada akhirnya keberiterimaan itu akan dikembalikan pada setiap individu dalam memahami puisi. Anda dapat setuju dengan mereka, menyalin, mengutipnya dalam benak kita, ataupun mungkin kita sendirilah yang akan mendapati pengertian puisi lainnya yang menurut kita sendiri inilah arti puisi sesungguhnya.


Pengertian Cerpen Serta Unsur-Unsurnya


Pengertian cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karangan yang menceritakan tentang suatu alur cerita yang memiliki tokoh cerita dan situasi cerita terbatas. Sebuah cerpen biasanya akan langsung mengarah ke topik utama cerita karena memang alur ceritanya cuma sekali dan langsung tamat.

Menurut Edgar Allan Poe, Jassin (1961:72) cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Sebuah cerpen merupakan prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara 750-10.000 kata.

Cerpen dapat terbentuk karena adanya unsur-unsur intrinsik cerpen, unsur intrinsik tersebut antara lain adalah :

a.                 Tema, yakni ide pokok menjadi basic pengembangan cerita pendek. Tema satu cerita mensegala masalah, baik itu berbentuk problem kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan seterusnya. Untuk tahu tema satu cerita, dibutuhkan apresiasi menyeluruh pada beragam unsur karangan itu. Mungkin temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, maupun pada latar.

b.                 Plot atau alur, yakni rangkaian momen yang direka serta dijalin dengan seksama hingga menggerakkan jalur cerita melewati perjumpaan klimaks serta penyelesaian.

c.                  Penokohan serta perwatakan yakni cerita pengarang menggambarkan serta mengembangkan watak beberapa pelaku yang ada didalam karyanya.

d.                 Seting atau latar yakni area serta waktu berlangsungnya cerita. Latar ini bermanfaat untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, serta membangun situasi cerita. Latar terdiri atas latar area, waktu serta sosial.

e.                  Sudut pandang yakni posisi pengarang saat membawakan cerita.

f.                   Amanat, yakni pesan yang ingin disampaikan pengarang melewati karyanya pada pembaca atau pendengar. Pesan dapat berbentuk harapan, anjuran, kritik dan seterusnya.


Adapun didalam menuliskan sebuah cerpen ada beberapa teknik yang dapat diterapkan yakni:

1.                 Paragraf pertama yang mengesankan
Paragraf pertama adalah kunci pembuka. Cerita pendek adalah karangan pendek, paragraph pertama bisa segera masuk pada pokok masalah, serta bukannya melantur pada perihal yang klise terlebih apabila lantas terkesan menggurui. Perihal tersebut pastinya cuma menyebabkan kebosanan serta rasa apatis untuk pembacanya.

2.                 Menggali suasana
Melukiskan satu latar terkadang membutuhkan detil yang agak apik serta kreatif. Penggambaran situasi yang biasa-biasa serta telah dikenal umum tak lagi menarik untuk pembaca. Bila akan melukiskan situasi kota jakarta dengan gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutan jalan raya, serta keramain kotanya, penggambaran itu tidaklah menarik dikarenakan penggambaran tersebut bukan hanya adalah perihal yang baru. Walau demikian, apabila melukiskan situasi kota jakarta kaitkannya pada situasi hati tokoh ceritanya penggambaran itu lebih menyentuh pembacanya.

3.                 Menggunakan kata-kata efektif
Kata-kata efisien yaitu kata-kata yang segera berikan kesan pada pembacanya. Gunakan kata-kata efisien, pembaca diinginkan bisa lebih mudah menangkap maksud dari tiap-tiap sisi cerita sampai tamat. Tak hanya menggunakan kata-kata efisien pengarang juga dituntut untuk mempunyai kekayaan kosakata serta style bhs supaya cerita yang dibuatnya bisa mengalir dengan lancer serta tidak kering dan menjemukan.

4.                 Menggerakkan tokoh ( ciri-ciri )
Didalam cerita senantiasa ada tokoh. Tokoh-tokoh yang ada selalu bergerak dengan fisik atau psikis sampai terlukis kehidupan yang sama juga dengan kehidupan sehari-hari.

5.                 Konsentrasi cerita
Didalam cerita pendek, semua wujud mesti fokus pada satu masalah pokok.

6.                 Sentakan akhir
Cerita mesti diakhiri jika masalah telah dikira selesai. Kecenderungan cerita-cerita mutkhir yaitu sentakan akhir yang bikin pembaca ternganga serta penasaran. Yang jelas, teks cerita pendek telah berakhir sebagaimana dikehendaki pengarangnya.

SEBUAH DOA UNTUK SANG KEKASIH

Oleh Nurucian Setyowati



Langit sore itu begitu indah, berwarna jingga dan sepasang burung pun menari indah di langit. Namun hati ku masih terasa risau karna Rino belum juga membalas SMS ku. Rino memang bukan lah kekasih ku tapi juga bukan teman atau sahabat ku. Aku dan Rino menjalani hubungan tanpa status semenjak kita putus pada tanggal 27 November 2011 lalu. Tapi aku dan Rino saling mencintai dan menyayangi layaknya sepasang kekasih.

Belakangan ini hubungan ku dan dia memang agak merenggang dikarnakan ia cemburu pada sepupu ku dan karna sikap ku yang tak ingin berkomitmen dengan hubungan kami. Dan yang aku tahu dia pun sedang dekat dengan seorang murid SMP negeri yang ada di Depok yang bernama Shifa.

Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam tapi tidak ada SMS darinya sama sekali. Aku masih menanti balasan darinya. Aku berfikir mungkin ia sudah memiliki kekasih baru sehingga ia enggan membalas SMS ku. Dan pada pukul setengah delapan malam ia akhirnya membalas sms ku dengan jawaban seperti ini: “Sayang, maaf baru bales. Tadi aku lagi sibuk. Sayang kamu lagi apa? Hehe yang aku sayang banget sama kamu. Sayang aku mohon yah kamu jangan tinggalin aku lagi. Jangan berpaling lagi yah dari aku, walau aku suka ngeselin. Hehe

Perasaan ku pun sedikit lega saat membaca SMS dari Rino. Mataku pun seakan mulai terasa begitu berat. Akhirnya aku pun tertidur. Dan saat aku tertidur aku bermimpi bahwa ternyata Rino dan Shifa telah berpacaran semenjak tanggal 5 Januari kemarin. Aku pun terbangun dari tidur ku dan aku pun menangis karna merasa takut kehilangan Rino dan mimpi itu jadi kenyataan.

Pada saat aku ingin sarapan pagi aku membaca SMS dari Rino yang ingin mengubah status berhubungannya di facebook. Karna semenjak saat kami putus kami belum mengganti status berhubungan kami menjadi lajang. Tapi ternyata setelah ku lihat di facebook ternyata setatus hubungannya bukanlah berubah menjadi lajang tetapi berubah menjadi berpacaran dengan Shifa. Aku pun tak dapat berkata apa- apa, dada ku terasa sangat sesak, air mata ku pun berderai. Betapa tidak, ia berkata pada ku bahwa ia tak ingin aku berpaling darinya. Tapi apa yang ia lakukan pada ku, ia malah berpaling dari ku. Hari itu kini menjadi hari yang tak kan terlupakan selama hidup ku, tanggal 7 Januari 2012. Aku pun hilang arah saat itu. Aku tak bisa menahan kesedihan ku, bagai teriris sembilu hati ini. Mengapa mimpiku harus menjadi kenyataan, aku tahu aku salah, tapi mengapa ia tak pernah mengatakan apa yang ia inginkan padaku hingga ia tak perlu meninggalkan ku. Hari itu aku menjadi tak karuan apa lagi saat itu kesehatan ku sedang kurang baik.

Aku begitu tak kuasa menerima kenyataan yang terjadi, orang yang paling ku sayangi dan kucintai tega berbuat seperti ini, di saat aku mencoba memperbaiki keadaan. Aku tak pernah sedikit pun membagi cinta ku untuknya, walau aku pernah mendua demi apapun itu semua bukan karna aku mencintai orang itu tapi karna aku ingin membuat orang itu bisa menjadi kekasih sahabat ku. Namun kini yang kurasakan hanyalah pedih di hati. Semua ucapanya yang bagai angin surga hanyalah semu.

Aku termenung di depan jendela kamar ku sore itu, berulang kali ku lihat handphone ku tapi tak ada SMS satupun dari Rino. Ku lihat sepasang burung yang biasa terbang bersama kini hanya sendiri di atas atap rumah tetangga ku. Sore yang awalnya cerah pun kini berganti menjadi badai. Dan aku pun hanya terdiam di sudut kamar ku. Tak ada lagi kini orang yang memperdulikan ku. Hanya suara rintik hujan dan denting jam yang menemani ku.

Malam ini adalah malam bulan purnama, bintang pun berkeling indah, seakan menghibur ku dan mengajak ku tersenyum dan melupakan semua kesedihan ku. Tapi keindahan malam itu tak sama sekali mengubah kekacauan hati ku. Aku bagai orang yang kehilangan akal sehatku, terkadang aku tersenyum- senyum sendiri ketika membayangkan saat aku dan Rino masih bersama, tapi aku bisa menangis hingga terisak- isak ketika aku menyadari keadaan ku sekarang. Malam itu aku mengenakan pakaian terbaik ku, dan aku berhias diri di depan cermin, aku merias diri ku dengan sangat anggun layaknya sang putri yang ingin pergi kepesta dansa bersama sang pangeran di malam yang indah. Saat ku melihat ke cermin aku melihat Rino berdiri di belakang ku. Aku pun berdiri dan menatapnya. “Sayang,” Kataku pada Rino. Dan Rino pun tersenyum dengan indahnya. “Kamu di sini yang? Yang, bagaimana dengan penampilan ku, aku cantik tidak?” tanya ku padanya dengan penuh haru. “Iya sayang kamu cantik sekali?” katanya padaku dengan lembut.

Aku pun bahagia sekali mendenganrnya. Mata ku pun bekaca- kaca menatap wajahnya yang indah dan rupawan. Ketika aku hendak memeluknya tiba-tiba ia hilang bagai asap yang di hembus angin. Dan aku pun tersadar bahwa semua itu hanya halusinasi ku, semua itu tak mungkin menjadi kenyataan, dan kini yang tersisa hanya kesedihan, dan penyesalan serta kekecewaan ku saja. Jangankan iya datang menghampiri ku, smsku pun tak sama sekali di respon olehnya. Taukah ia disana disini kuterluka karna sikapnya. Rasanya aku terjatuh dan tak dapat bangkit kembali. Aku pun membenamkan wajah ku di bantal dan aku pun tertidur dalam tangis ku. Terkadang sekilas terlintas di dalam fikiranku bahwa aku harus membencinya karna ia telah menyakitiku. Tapi apadaya diriku tak mampu untuk membencinya.

Sinar sang surya pun masuk melalui celah- celah tirai kamar ku dan menyambut ku pagi itu. Rino yang biasa menyapa setiap pagi ku lewat sms kini telah tak perduli lagi pada ku. Dan aku pun mulai sadar bahwa aku tak boleh terlarut dalam kesedihan ku. Walau perih terasa aku harus belajar melepaskannya. Di dalam tangis ku aku berdoa pada Tuhan, ya Tuhan jika berkenan ku meminta aku berharap semoga Rino bisa lebih bahagia dengan kekasihnya yang baru, dan ampuni hamba mu ini yang begitu berdosa, aku merindukan sesuatu yang bukan milik ku, tapi ya Tuhan, jika iya memang jodoh ku kembalikan ia dalam peluk ku dalam cinta yang sempurna, namun jika ia bukan jodoh ku bantu aku melupakannya, bantu aku ya Tuhan untuk mengikhlaskanya, pertemukan dan jodohkan aku dengan orang yang bisa membahagiakan ku dan menjadi yang terbaik untuk ku dan tak akan lagi menyakiti ku.




Senin, 06 Mei 2013

Teknik Menemukan Kalimat Utama dalam Paragraf


Ada beberapa petunjuk untuk menentukan bahwa sebuah kalimat mengandung ide pokok atau tidak. Kalimat yang mengandung ide pokok adalah kalimat utama paragraf dan kalimat yang tidak mengandung ide pokok adalah kalimat penjelas atau mungkin kalimat sumbang. Nurhadi (1989:7) menyatakan “fungsi kalimat dalam sebuah paragraf ada dua macam, yaitu (a) sebagai wadah gagasan utama dan (b) sebagai penjelas, yaitu menjelaskan kalimat utama atau sebagai penunjang saja”. Untuk menemukan kalimat yang mengandung ide pokok, kita bisa melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat itu. Peganglah kata-kata kunci itu untuk memutuskan apakah itu ide pokok atau bukan. Kata kunci adalah kata yang terdapat pada sebuah kalimat, kata yang amat dipentingkan.
Kata kunci dalam paragraf, realitanya dapat berupa :
 (1) kata yang diulang-ulang
(2) kata ganti atau
(3) kata atau frase transisi.

Untuk memperjelas uraian tersebut, berikut ini disajikan contoh paragraf.

(1) Binatang itu makhluk, seperti juga manusia. (2) Semua isi alam ini makhluk, artinya ciptaan Tuhan. (3) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ialah manusia. (4) Bahkan, dikatakan bahwa manusia itu wakil Tuhan di dunia. (5) Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. (6) Akan tetapi, manusia dilarang menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakannya. (Soedjito dan Hasan, 1986:44)

Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata yang diulang-ulang. Pengulangan kata makhluk terjadi pada kalimat (1) dan (2). Pengulangan yang paling banyak adalah pengulangan kata manusia pada kalimat (1), (3), (4), (5), dan (6). Hal itu menunjukkan bahwa kalimat (1) adalah kalimat utama paragraf tersebut karena kata-kata yang diulang berada pada kalimat (1).

Perhatikan pula contoh paragraf berikut ini.

(1) Pembaca selalu ingin dapat membaca dengan tenang, bebas, dan leluasa. (2) Ia ingin berdikari, berpikir sendiri, menimbang-nimbang sendiri, menarik kesimpulan sendiri, dan akhirnya menilai sendiri. (3) Segala macam nasihat dan anjuran dalam karangan yang diakhiri dengan pidato, amanat, dan sebagainya akan disambut -nya dengan rasa tak senang. (4) Ia akan merasa senang jika diperlakukan sebagai lawan bicara yang telah dewasa. (5) Ia tidak mau lagi di anak kemarinkan.
Contoh paragraf di atas menunjukkan bahwa kata kuncinya adalah kata pembaca beserta kata gantinya. Pada kalimat (2) diganti dengan kata ia, kalimat (3) diganti dengan –nya, kalimat (4) dan (5) juga diganti dengan ia.Semua kata ganti itu menggantikan kata pembaca yang ada di kalimat (1). Dengan demikian, kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).

Lain lagi dengan contoh paragraf berikut ini.

(1) Tenaga kerja di Jawa, Madura, Bali, dan Lombok berlebih, sedang di pulau lain sedikit.
(2) Akibatnya, pembangunan belum dapat dilakukan secara merata.
(3) Oleh karena itu, sebagian penduduk dari keempat pulau itu dipindahkan ke pulau lain.

Pada contoh paragraf di atas, kata kunci yang diamati berupa kata atau frasa transisi. Kalimat (2) memiliki kata transisi akibatnya dan kalimat (3) memiliki frasa transisi oleh karena itu. Hanya kalimat (1) yang tidak memiliki kata atau frasa transisi. Kalimat utama paragraf tersebut adalah kalimat (1).
Untuk menemukan kalimat utama paragraf, kita harus memperhatikan kalimat dengan memadukan tiga macam kata kunci tersebut. Perhatikanlah kalimat yang ada dalam paragraf yang memiliki ciri-ciri:
(1) kata atau kata-katanya diulang di kalimat lain
(2) kata atau kata-katanya mendapat pengganti di kalimat lain dan
(3) kalimat yang sama sekali tidak memiliki kata atau frasa transisi.

Penulisan Huruf Kapital atau Huruf Besar yang Benar


Tidak sedikit orang yang tidak mengetahui struktur penulisan dalam Bahasa Indonesia yang benar baik itu penggunaan paragraf, penulisan penggunaan huruf besar, dan sebagainya. Berikut berbagai contoh penggunaan penulisan Huruf Kapital / Huruf besar yang benar dalam Bahasa Indonesia.
      a)      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
      Misalnya :
      ·         Anak-anak kelas VI sedang belajar kelompok
      ·         Kita harus selalu berbakti kepada orang lain

      b)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
      Misalnya:
      ·         Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
      ·         Pak Guru berkata,”Kalian harus rajin belajar setiap hari.”

      c)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama 
      Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
      Misalnya:
      ·         Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen.
      ·         Bimbinglah hamba0Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.

      d)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
      yang diikuti nama orang.
      Misalnya:
      ·         Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim, Imam Syafi’i

     e)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang 
     diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, 
     atau nama tempat.
           Contoh : 
           ·         Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Ibrahim, Imam Syafi’i
         
f)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
      Misalnya:
      ·         Ahmad Dahlan, Dewi Sartika, Yos Sudarso, Ampere.

      g)      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. 
      Misalnya:
      ·         bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.

      h)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan 
      peristiwa sejarah.
      Misalnya:
      ·         Tahun Hijriyah, tarikh Masehi, bulan Agustus, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran,
       hari Natal, Perang Diponegoro.

      i)        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
      Misalnya:
      ·         Asia Tenggara, Samudra Hindia, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng
      ·         Gunung Merapi, Jalan Slamet Riyadi, Kali Brantas, Selat Bali.

      j)       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
            ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
      Misalnya:
      ·         Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat, Departemen.
      ·         Pendidikan Nasional, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak.
      ·         Keputusan Presiden republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

      k)     Huruf kapital dipakai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada 
      nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi
      Misalnya:
      ·         Perserikatan Bangsa-Bangsa.
      ·         Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
      ·         Rancangan Undang-Undang.
      ·         Majelis Permusyawaratan Rakyat

       l)        Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) 
      di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari,  
      dan yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
      Misalnya:
      ·         Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
      ·         Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
      ·         Setiap hari ayah membaca surat kabar Kompas.

      m)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan.
      Misalnya:
      ·         Dr. : doctor
      ·         S.H. : sarjana hukum
      ·         Prof : Profesor
      ·         Sdr. : Saudara
Mungkin penulisan huruf kapital yang tepat memanglah bukan sesuatu hal yang penting bagi anda, namun terkadang apabila kita mengabaikannya bisa menjadikan masalah tersendiri.

Perbedaan Frase, Klausa, dan Kalimat



1.     Pengertian Frase
Frase merupakan gabungan  dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh subjek dan predikat.
Contoh : di kantor, rumah makan, rumah sakit.
1.1 Jenis-jenis Frase
A.    Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
·     Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
            Misalnya: kakek-nenek, pembinaan dan pengembangan, laki bini , belajar atau bekerja
·      Frase endosentrik  yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
            Misalnya: perjalanan panjang, hari libur
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh            frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.
·        Frase endosentrik yang apositif : frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.
            Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).
B.     Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya:
·        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
·         Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
·         Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
C.    Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
1.      Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
            Misalnya: baju baru, rumah sakit
2.      Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
            Misalnya: akan berlayar
3.      Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
            Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4.      Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
            Misalnya: tadi pagi, besok sore
5.      Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya.
            Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
D.    Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya:
·      Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku. Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda :
o   Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
o   Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.
2.     Pengertiaan Klausa
Klausa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat.
Contoh : dia makan
    s     p
2.1 Jenis-jenis klausa
Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa yaitu :
1.      Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
1.  Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P.
2.      Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
3.      Klausa Tidak Lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.

2.  Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik  menegatifkan P.
Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
·         Klausa Positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
                   Contoh : Pasha seorang penyanyi terkenal.
·         Klausa Negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
                   Contoh : Pasha bukan seorang penyanyi terkenal.


3.      Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
1.      Klausa Nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
            Contoh : Dia seorang sukarelawan.
2.      Klausa Verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
            Contoh : Dia membantu para korban banjir.
3.      Klausa Adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
            Contoh : Adiknya sangat gemuk.
4.      Klausa Numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
            Contoh : Anaknya lima ekor.
5.      Klausa Preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
            Contoh : Sepatu itu di bawah meja.
6.      Klausa Pronomia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
            Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
4.      Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
·         Klausa Bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut.
            Contoh : Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
·         Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
            Contoh : Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
5.      Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
·         Klausa Atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
             Contoh : Ketika paman datang, kami sedang belajar.
·     Klausa Bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
            Contoh : Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
     3.     Pengertian kalimat
Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.
Contoh : Ayah membaca di taman.
                 s          p             k
      3.1 Jenis-jenis kalimat
·         Kalimat Tunggal
             Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal                                                   Susunan Pola Kalimat
    Ayah merokok.                                                                S-P
   Adik minum susu.                                                            S-P-O
   Ibu menyimpan uang di dalam laci                                  S-P-O-K
·         Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a.   Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya: Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
b.     Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya: Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1)      Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
·    Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
·         Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
·         Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
2)      Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
·         Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya:       Diakuinya  hal itu
                           P            S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
anak kalimat pengganti subjek
·         Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya:       Katanya begitu
Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
anak kalimat pengganti predikat
·         Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya:       Mereka sudah mengetahui hal itu.
                           S                   P              O
Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
anak kalimat pengganti objek
·         Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya:       Ayah pulang malam hari
                        S        P           K
Ayah pulang ketika kami makan malam
anak kalimat pengganti keterangan
·         Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
Ketika ia duduk minum-minum
pola atasan
datang seorang pemuda berpakaian bagus
pola bawahan I
datang menggunakan kendaraan roda empat
pola bawahan II
4.     Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a.       Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat may
or yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
·         Hanya terdiri atas dua kata
·         Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
·         Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
·         Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
b.      Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c.       Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat  Inti dan Luas
·         Kalimat Inti.
Contoh: Adik menangis.
·         Kalimat Luas.
Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
        i.   Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas:          Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
      ii.   Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
           iii.      Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
          iv.       Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?
5.     Kalimat Mayor dan Minor
a.       Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh:
·         Amir mengambil buku itu.
·         Arif ada di laboratorium.
·         Kiki pergi ke Bandung.
·         Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.
b.      Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Diam!, Sudah siap?, Pergi!, Yang baru!
6.     Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat     : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
7.     Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.