Prinsip Dasar Desain
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2. Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
3. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.
Untuk menganalisa sistem secara efektif, kita membutuhkan lebih dari sekedar perangkat permodelan; yaitu metode. Metode ini dari waktu ke waktu berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Siklus ini cenderung menglami perubahan yang berarti dengan ditemukannya bahasa generasi keempat dan terakhir generasi kelima dimana pendekatan dengan paradigma object-oriented dan kompatibilitas antar model.
Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yang pertama yaitu top-down. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif. Metode ini dianalogikan sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari aspek yang paling mendasar yaitu pondasi hingga ke bagian terkecil misalnya sebuah kran pada kamar mandi. Metode kedua yaitu bottom-up, dimana sistem dipetakan dari satuan terkecil sehingga ke satuan terbesar, misalnya perakitan mobil. Pada awal 1980_an mulai dikenal teknik pendesainan terstruktur dengan menggunakan konsep pararel dan siklus, misalnya antara uji coba program dan pemrograman dapat dilakukan kerja pararel dan seandainya ada sesuatu yang salah ketika implementasi maka dilakukan survey, analisa dan desain ulang yang menggantikan metode pendesainan klasik yang cenderung serial.
Pada prinsipnya aktivitas pendesainan sistem secara terstruktur melingkupi :
§ Survey ; berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan survey yang berisi tentang segala sesuatu, pada poin di atas.
§ Analisa sistem ; menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan permodelan.
§ Desain ; mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
§ Implementasi ; merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman.
§ Uji coba desain ; menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
§ Testing akhir ; menguji sistem secara keseluruhan.
§ Deskripsi prosedur ; pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian.
§ Konversi database ; mengkonversi data, soalnya kata data sudah berarti jamak pada sistem sebelumnya.
§ Instalasi ; aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup, serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.
Pada dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yaitu :
v Top-down. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif. Metode ini dianalogikan sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari aspek yang paling mendasar yaitu pondasi hingga ke bagian terkecil misalnya sebuah kran pada kamar mandi.
v Bottom-up, dimana sistem dipetakan dari satuan terkecil sehingga ke satuan terbesar, misalnya perakitan mobil.
Pada prinsipnya aktivitas pendesainan sistem secara terstruktur melingkupi :
§ Survey ; berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan survey yang berisi tentang segala sesuatu, pada poin di atas.
§ Analisa sistem ; menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan permodelan.
§ Desain ; mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
§ Implementasi ; merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman.
§ Uji coba desain ; menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
§ Testing akhir ; menguji sistem secara keseluruhan.
§ Deskripsi prosedur ; pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian.
§ Konversi database ; mengkonversi data, soalnya kata data sudah berarti jamak pada sistem sebelumnya.
§ Instalasi ; aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup, serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.
TIM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
| Pemakai Akhir (end-user)
Orang yang memakai system informasi atau informasi yang dihasilkan system informasi. Dalam organisasi,pemakai internal dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Staf
2. Manajer tingkat rendah
3. Manajer tingkat menengah
4. Manajer tingkat atas, dan
5. Pekerja berpengetahuan
| Spesialis teknologi informasi
Orang yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasi dan pengembangan system informasi. Umumnya orang2 ini berada dibawah bagian atau departemen Pengolahan Data Elektronik (PDE).
Tugas Personil yang berperan dalam pengembangan dan operasi system informasi :
1. Operator, bertugas mengoperasikan komputer dan peralatan pendukung
2. Analis Sistem (System Analyst), bertugas sebagai antarmuka antara pemakai informasi dan system informasi.Bertanggung jawab menerjemahkan kebutuhan pemakai menjadi rancangan basis data dan aplikasi
3. Pemrogram Aplikasi (Application Programmer), bertugas membuat suatu aplikasi (program komputer) yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang dibuat oleh analis sistem.
4. Analis Pemrogram(Analyst / Programmer), bertugas sebagai pemrogram dan sekaligus analis system.
5. Pemrogram system (System Programmer), mempunyai tugas khusus yaitu membuat program yang berhubungan dengan operasi internal komputer dan periferal.
6. Administrator Basis Data (Database Administrator / DBA), bertanggung jawab terhadap struktur data dalam basis data yg digunakan dalam organisasi.
7. Teknisi Komunikasi Data / Spesialis Komunikasi Data, bertanggung jawab terhadap masalah komunikasi data dan jaringan computer
8. Teknisi Perawatan Sistem, bertanggung jawab terhadap kelangsungan operasi perangkat keras.Disebut juga hardware engineer.
9. Webmaster, bertangung jawab terhadap halaman web yang dimiliki organisasi.
10. Auditor PDE (EDP Auditor), bertanggung jawab memastikan bahwa sistem informasi yang berbasis komputermemenuhi azas2 akuntansi dan pengauditan sehingga keamanan data dalam sistem terjamin.