Sabtu, 10 Maret 2012

Dasar Pembentukan Teori Ekonomi

Dalam mempelajari ilu ekonomi mikro perlu disadari perbedaan dari pernyataan positif (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang berlaku, atau telah berlaku atau akan berlaku) dan pernyataan negati (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang sebaiknya harus berlaku). Pada hakikatnya pernyataan positif adalah pernyataan yang berkaitan dengan fakta-fakta yang berlaku di masyarakat. Pernyataan positif dapat diuji dalam kaitannya dengan dengan logika yang mendasarinya dan bukti-bukti empiris. Tanpa menghakimi baik jeleknya, atas dasar fakta-fakta yang berlaku tersebut kebenaran pernyataan positif dapat dibuktikan. Sebagai contoh pernyataan positif adalah bilamana di suatu daerah terjadi musim kemarau yang panjang yang mengakibatkan produksi beras di daerah tersebut merosot tajam, maka tanpa adanya pasokan beras dari daerah lain akan mengakibatkan harga beras di daerah tersebut naik.
Pernyataan positif menyangkut penjelasan dan ramalan dan merupakan dasar pembentukan teori ekonomi mikro. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, teori dikembangkan untuk menjelaskan fenomena, dikonfrontasikan terhadap pengamatan dan digunakan untuk menyusun model untuk selanjutnya menghasilkan ramalan-ramalan. Pemakaian teori ekonomi untuk membuat ramalan sangat penting bagi para manajer perusahaan. Andaikan manajer perusahaan mempertimbangkan untuk menaikkan harga komoditasnya, maka kenaikan harga komoditas tersebut akan mempengaruhi jumlah yang diminta konsumen, preferensi konsumen, dsb.
Untuk dapat merencanakan kenaikan harga yang sesuai dengan tujuan, maka manajer perusahaan tersebut perlu mengetahui seberapa besar dampak dari kenaikan harga tersebut terhadap beberapa hal yang dianggapnya penting. Di lain pihak pernyataan normatif adalah suatu pandangan subyektif atau suatu “value judgement yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti halnya faktor filsafat, kebudayaan dan keagamaan. Oleh sebab itu kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan. Kebanyakan ‘value judgement’ yang melibatkan kebijakan ekonomi akan berakhir pada perhitungan untung rugi dengan mempertimbangkan kepemilikan di satu sisi dan efisiensi ekonomi di sisi lainnya.

sumber : http://artikelekonomi.com

Dalam teori ekonomi, terdapat 2 macam teori, yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro. Dalam mempelajari ilmu ekonomi mikro perlu disadari perbedaan dari pernyataan positif (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang berlaku, atau telah berlaku atau akan berlaku) dan pernyataan negati (pernyataan yang mengandung arti: apakah yang sebaiknya harus berlaku), serta Pernyataan positif menyangkut penjelasan dan ramalan dan merupakan dasar pembentukan teori ekonomi mikro. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, teori dikembangkan untuk menjelaskan fenomena, dikonfrontasikan terhadap pengamatan dan digunakan untuk menyusun model untuk selanjutnya menghasilkan ramalan-ramalan.

Tiga Bentuk Pasar Dalam Ekonomi

Tiga Bentuk Pasar Dalam Ekonomi

Untuk mempelajari interaksi sektor rumah tangga dengan perusahaan, sektor rumah tangga dengan pemerintah serta dengan para pelaku ekonomi lainnya, telah dijelaskan dengan menggunakan diagram aliran melingkar (circular flow diagram). Namun kita juga dapat menggunakan alat yang lain untuk menjelaskan interaksi diantara mereka, yakni dengan menggunakan pasar. Secara sederhana pasar didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. Istilah pasar dalam ilmu ekonomi, tidak hanya merujuk pada tempat misalnya pasar Induk, pasar Grogol dll. Istilah pasar secara lebih luas menggambarkan interaksi permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Pasar ekonomi dikelompokkan menjadi 3 kategori, sebagai berikut.
1. Pasar Barang dan Jasa
Perusahaan adalah pihak yang menyediakan berbagai macam barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Sektor rumah tangga, pemerintah dan luar negeri sebagai konsumennya. Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut. Di pasar barang dan jasa, juga terjadi jual-beli antarperusahaan. Misalnya perusahaan tekstil, membeli benang dan kancing dari perusahaan lain. Seperti YKK memasok resluiting ke berbagai perusahaan pakaian jadi. Saat ini Indonesia menjadi pengekspor tekstil dan pakaian jadi, makanan, minuman tetapi juga menjadi pengimpor kendaraan, pesawat terbang, alat fotografi dan kedokteran.
2. Pasar Tenaga Kerja
Sektor rumah tangga adalah pihak yang menjadi penyedia tenaga kerja. Yang meminta tenaga kerja adalah perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Dewasa ini pasar tenaga kerja telah menjadi pasar ekonomi internasional. Sebagai contoh Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa negara di Eropa banyak melakukan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia. Sedangkan Indonesia meminta tenaga kerja ahli dari Jepang, Amerika, Inggris, Jerman untuk menjadi konsultan. Tenaga kerja tidak hanya berupa kemampuan fisik, tetapi juga keterampilan, keahlian dan mental. Untuk itu tenaga kerja dibagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian tinggi dan pendidikan yang tinggi sehingga menguasai keahlian di bidang bidang tertentu. Contoh ekonom, akuntan, dokter, dosen, insinyur, dll.
b. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan ataupun pengalaman kerja. Contoh baby sitter, montir, tukang kayu dll.
c. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang hanya mengandalkan kemampuan fisik dimana mereka tidak memiliki pendidikan atau berpendidikan rendah sehingga tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan. Contoh kuli-kuli bangunan atau pelabuhan.
Yang perlu diperhatikan bahwa penawaran tenaga kerja total terhadap perekonomian, sangat tergantung kepada keputusan yang diambil oleh sektor rumah tangga. Keputusan tersebut mencakup kapan masuk angkatan kerja, berapa jam mereka harus bekerja dsb.
3. Pasar uang (pasar modal)
Individu dari sektor rumah tangga yang sudah mapan, mengalokasikan pendapatannya tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk ditabung dan spekulasi di pasar uang (financial market). Di pasar ekonomi (pasar uang) rumah tangga dapat membeli saham maupun obligasi dari perusahaan maupun pemerintah. Artinya, sektor rumah tangga menawarkan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yakni perusahaan dan pemerintah, dengan harapan akan memperoleh pendapatan berupa deviden atau bunga. Bila perusahaan menyatakan dirinya go publik, berarti melakukan permintaan dana baik ke sektor rumah tangga, pemerintah maupun sektor luar negeri.
Saham merupakan instrumen keuangan yang menyatakan pemiliknya untuk mendapatkan hak atas bagian laba perusahaan. Bagian laba yang dibayarkan perusahaan setiap periode kepada pemiliknya disebut dengan deviden. Naik turunnya nilai saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Sedangkan obligasi merupakan surat perjanjian sanggup bayar (surat hutang), yang dikeluarkan oleh perusahaan/pemerintah pada saat meminjam uang.

Sumber : http://artikelekonomi.com

Dalam ekonomi, pasar itu mempunyai 3 macam bentuk, seperti pasar barang dan jasa, pasar tenaga kerja dan pasar uang (modal), ketiga bentuk pasar  tersebut memiliki peranan yang berbeda, seperti pasar barang dan jasa yang memiliki peran memproduksi barang dan jasa, seperti pembuatan jaket, sepatu, serta memberikan pelayanan jasa seperti pelayanan pemasangan listrik, dll. begitu pun pasar tenaga kerja dan pasar modal, masing - masing memiliki peran yang berbeda - beda.

Hukum Dan Pengertian Permintaan serta Hal - Hal Yang Mempengaruhi Permintaan

A. Hukum Dan Pengertian Permintaan

Suatu saat ketika kamu jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Banyak barang bagus yang menarik minat kamu. Ada tas punggung, ikat pinggang, aksesoris rambut, novel Harry Potter terbaru, dan lain-lain. Semua yang menarik minat tersebut ingin kamu beli. Apakah keinginan tersebut merupakan permintaan? Jika kamu tidak memiliki uang untuk membeli semua barang tersebut, keinginan kamu belum dikatakan sebagai permintaan. Lalu, keinginan yang seperti apa yang dikatakan sebagai permintaan?
1. Pengertian Permintaan
Permintaan tercipta apabila kamu memiliki keinginan untuk membeli barang dan jasa yang disertai oleh kemampum untuk membayarnya. Jadi, secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa permintaan adalah keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan konsep permintaan ini.
Pertama, kuantitas yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Hal ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli konsumen berdasarkan harga barang tersebut, harga barang lain, pendapatan, dan selera.
Kedua, keinginan konsumen tersebut disertai oleh kemampuan serta kesediaan untuk membeli. Jadi, merupakan permintaan efektif.
Ketiga, kuantitas yang diminta dinyatakan dalam satuan waktu.
Artinya, jika disebutkan bahwa kuantitas televisi yang diminta di kota Jakarta adalah 20.000 unit, maka harus jelas 20.000 unit tersebut per hari, per bulan, atau per tahun. Penjualan televisi 20.000 unit per hari adalah angka yang sangat fantastis, Berbeda jika kita katakan bahwa penjualan tersebut adalah per tahun.
2. Hukum Permintaan
Ulasan di atas menyinggung sekilas bahwa ada beberapa faktor yang menentukan besarnya permintaan. Di antaranya adalah harga barang dan jasa itu sandiri, harga barang dan jasa lain, pendapatan, selera, juga jumlah penduduk. Namun demikian, kita tidak dapat memahami pengaruh semua variabel tersebut sekaligus dalann waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, untuk memudahkan analisis, para ekonom biasanya memisahkan faktor-faktor tersebut dan menganalisisnya secara terpisali Jadi, jika kita ingin menganalisis pengaruh perubahan harga terhadap permintaan, maka faktor-faktor lain yang juga mepengaruhi harga kita anggap tidak berubah atau konstan. Dalam ilmu ekonomi, anggapan bahwa lainnya konstan dinamakan “ceteris paribus“, Jika kita telah memisahkan pengaruh faktor-faktor lainnya seperti ini, barulah kita dapat menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh harga secara jelas.
Mari kita ambil contoh berikut. Ana membeli 5 kilogram buah jeruk. Padahal semula ia hanya beniat untuk membeli 2 kilogram saja. Tetapi karena di toko Buah Segar sedang ada bulan promosi dengan menurunkan harga jeruk, maka ia memutuskan membeli 5 kilogram. Sebelum ia juga Berniat membeli 5 kilogram buah apel. Namun harga apel ternyata malah naik, sehingga ia terpaksa hanya membeli 2 kilogram saja. la pun terpaksa mengurungkan niatnya untuk membeli buah durian kesukaannya karna harganya sudah naik sangat tinggi.
Dari ilustrasi tersebut, kita ketahui bahwa harga memainkan peran penting dalam memengaruhi kuantitas yang diminta. Semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang dan jasa, semakin banyak jumlah yang diminta. Terlihat di sini bahwa ada hubungan terbalik antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Fenomena ini pada intinya merupakan isi dari hukum permintaan. Secara lebih jelas, hukum permintaan ini berbunyi: “Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat, maka kuantitas yang diminta semakin menurun. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas yang diminta akin meningkat, ceteris paribus


B. Yang Memengaruhi Permintaan

Pengertian permintaan dilandasi oleh asumsi ceteris paribus. Asumsi ini menganggap faktor selain harga yang juga menentukan jumlah yang diminta dianggap tidak berubah. Apabila faktor tersebut berubah, akan terjadi perubahan permintaan. Pergeseran ke kanan kurva permintaan menunjukkan permintaan naik dan pergeseran ke kiri kurva permintaan menunjukkan permintaan turun. Untuk mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor tersebut menyebabkan perubahan permintaan, berikut penjelasannya!
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan permintaan adalah a. cita rasa/selera konsumen, b. pendapatan konsumen, c. harga barang pengganti, d. harga barang pelengkap, e. perkiraan harga di masa yang akan datang. f. jumlah konsumen, g. intensitas kebutuhan konsumen.
a. Cita Rasa/Selera Konsumen
Cita rasa atau selera konsumen biasanya bergantung pada umur, enis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, lingkungan sekitar Ian sebagainya. Membaiknya selera konsumen terhadap suatu barang ikan membuat permintaan konsumen naik dan sebaliknya, nemburuknya selera konsumen akan membuat permintaan konsumen turun. Dewasa ini, selera konsumen terhadap kamera nondigital cenderung menurun karena orang lebih memilih kamera digital. Dengan demikian, bila harga kamera nondigital tidak berubah dan tetap Rp500.000,00 per unit maka jumlah yang akan dibeli konsumen turun dari 100 menjadi 50 unit per bulan. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan kamera nondigital turun.
b. Pendapatan Konsumen
Daya beli konsumen ditentukan oleh pendapatan. Semakin besar pendapatan konsumen, akan semakin besar pula daya belinya. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan mulai Agustus gaji pegawai negeri sipil naik 10%. Dengan demikian, apabila angsuran per bulan sepeda motor tetap Rp500.000,00 per bulan, pada Agustus jumlah sepeda motor yang dibeli secara kredit bertambah dari 50 menjadi 100 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan sepeda motor secara kredit naik.
c. Harga Barang Pengganti
Banyak barang yang bisa menggantikan fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barang-barang ini disebut barangsubstitusi atau barang pengganti. Perjalanan menggunakan kereta api bisa saling menggantikan dengan perjalanan menggunakan pesawat udara. Karena pada hari dan jam tertentu harga tiket pesawat perjalanan Yogyakarta-Jakarta turun, apabila harga tiket kereta api eksekutif Yogyakarta-Jakarta tetap Rp220.000,00, jumlah tiket yang dibeli konsumen pada hari yang sama turun dari 250 menjadi 150 unit. Jumlah tiket kereta api eksekutif yang diminta berkurang karena konsumen lebih memilih menggunakan pesawat terbang yang harga tiketnya turun. Akibatnya, kurva ekonomi permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan jasa perjalanan kereta api eksekutif pada hari tertentu turun.
d. Harga Barang Pelengkap
Banyak barang yang bisa melengkapi fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barang-barang ini disebut barang komplementer atau barang pelengkap. Telepon genggam (hp) dan kartu perdana (sim card) merupakan barang-barang yang saling melengkapi. Perlu diketahui, 8-9 tahun lalu, harga kartu perdana di Indonesia sangat tinggi. Pada saat itu masih sedikit orang yang memiliki hp karena untuk memiliki hp dan kartu perdana sebagai kelengkapannya perlu biaya yangtidak sedikit. Dengan berjalannya waktu, harga kartu perdana semakin murah. Jadi, walaupun harga hp tetap Rp1.000.000,00, dalam 1 bulan jumlah hp yang diminta meningkat dari 100 menjadi 150 unit. Jumlah hp yang diminta meningkat karena sekarang banyak orang yang membeli kartu perdana yang hanya bisa digunakan bila memiliki hp. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan hp naik.
e. Perkiraan Harga di Masa yang Akan Datang
Konsumen selalu mengamati perubahan harga pasar. Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, sebelum harga benar-benar naik, konsumen akan cenderung menambah jumlah yang dibeli pada saat ini. Sebaliknya, bila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun di masa yang akan datang, konsumen akan cenderung mengurangi jumlah yang diminta sambil menunggu harga benar-benar turun. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan bahwa bulan depan pajak pertambahan nilai barang-barang elektronik akan dinaikkan. Hal ini membuat konsumen memperkirakan harga televisi berwarna akan naik mulai bulan depan. Walaupun harga TV berwarna per unit tetap Rp1.800.000,00, bulan ini jumlah TV berwarna yang diminta naik dari 25 menjadi 40 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan TV berwarna naik.
f. Jumlah Konsumen
Permintaan pasar dibentuk oleh penjumlahan permintaan individu. Bertambahnya konsumen individu tentu menyebabkan jumlah yang diminta akan bertamba h. Masih ingat cerita yang mengawali bab ini. Untuk memperingati HUT RI, konsumen beramai-ramai membeli bendera merah putih. Walaupun harga bendera tetap Rp10.000,00 per buah, karena sekarang konsumennya banyak, jumlah yang diminta naik dari 10 menjadi 200 buah. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan bendera merah putih naik.
g. Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bencana alam selalu memilukan. Ketika terjadi tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan kembali tsunami di Pangandaran, banyak masyarakat kehilangan rumah. Mereka membutuhkan tenda untuk tempat tinggal sementara. Karena intensitas kebutuhan konsumen akan tenda meningkat, walaupun harga tenda tidakturun, yaitu tetap Rp250.000,00 per unit, jumlah tenda yangdiminta meningkat dari 15 menjadi 250 per unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan tenda naik.
Sebenarnya, masih ada faktor yang menentukan perubahan permintaan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang terkait dengan karakteristik khusus dari barang yang bersangkutan. Sebagai contoh, untuk barang impor atau barang yang dibeli dari luar negeri, tentu saja permintaannya juga ditentukan oleh kurs atau perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan luar negeri.

sumber : http://artikelekonomi.com

Jadi, kesimpulannya adalah jika harga barang yang ingin dibeli semakin tinggi harganya, maka permintaan akan semakin rendah, tetapi sebaliknya bila harga barang yang ingin dibeli semakin rendah harganya, maka permintaan pun akan semakin banyak. Seperti hukum cateris paribus yang berbunyi "“Apabila harga suatu barang dan jasa meningkat, maka kuantitas yang diminta semakin menurun. Sebaliknya, apabila harga suatu barang dan jasa menurun, maka kuantitas yang diminta akin meningkat.